Senin, 18 Agustus 2014

Puisi: Itik Senja

ilustrasi/sumber: fondecranhd.net


Ketika langit mulai bersimbah darah
Tersayat rindu haram yang kian parah
Namun ia cukup beruntunglah
Gelap lekas membawanya punah

Hati terkatup dinding dusta
Terbakar goda bualan si hina
Terserak itik hilang gembala
Pulang tak dapat, kembali pun lupa

Namun kini tak sama...
Kakak, itik kecil telah temukan sadarnya
Enyahlah... Gembala telah mendekapnya
Biarkan si itik benahi diri
Dari bekas lumpur tersesatnya tadi

Pergilah, kakak...
Hingga darah langit mengering
Sampai senja telah lelah menyongsong gelap
Dan gelap bersedia menjemput terang
Terang abadi, cahaya hakiki...

-19/04/14-

2 komentar: