Selasa, 19 Agustus 2014

Semua Memiliki Masa Lalu. Tapi...


ilustrasi hijrah/sumber: www.darusyahadah.com


بسم الله الرحمن الرحيم

Setiap manusia pasti pernah memiliki masa lalu. Bahkan sedetik yang baru saja lewat pun, itu telah menjadi masa lalu untuk saat ini dan kedepannya. Dan setiap detik yang telah kita lewati itu pasti menorehkan berbagai macam kisah di dalamnya.

Masa lalu manusia pasti tidak pernah ada yang sempurna, banyak kesalahan dan kebodohan yang dulunya kita anggap sah dan baik-baik saja sering kita lakukan. Namun seburuk dan secacat apapun masa lau tersebut, kita tetap masih bisa menjadikannya berharga untuk masa ini dan masa depan, dengan kita menyadari bahwa setiap masa lalu itu menyembunyikan pelajaran juga hikmah yang begitu berharga, apabila kita mampu mengungkapnya.

Ingatkah kita pada seorang sahabat Rasul bernama Sayyidina Umar bin Khattab r.a?
Sebelum beliau memeluk agama Islam ia dikenal sebagai seorang yang berperangai keras dan tokoh kafir quraisy yang ditakuti oleh umat muslim. Namun setelah Allah menuntun hatinya untuk memeluk Islam, ketegasannya menjadi salah satu benteng pertahanan Islam, bahkan beliau menjadi 10 orang pertama yang nantinya akan masuk syurga bersama Rasulullah Muhammad S.A.W. Subhanallah :')

Maka jangan kita memandang seseorang berdasar pada masa lalunya saja. Boleh jadi meskipun masa lalu yang ia miliki buruk, tapi saat ini dia telah berubah dan memerbaiki diri. Bahkan mungkin ia jauh lebih baik dibandingkan kita, yang hanya bisa mencela dari masa lalu yang seharusnya memang sudah berlalu. Allah saja Maha pengampun untuk hamba-Nya yang benar-benar bertaubat pada-Nya. Lalu mengapa kita sebagai manusia biasa yang berlumur salah dan dosa seenaknya menghakimi dan tidak mau mentolerir kesalahan seseorang di masa lalunya?
Maafkan, dan berbahagialah :)

Mari Muhasabah diri bersama dengan mengharap ridho-Nya. Aamiin...
Wallahua'lam bishowab.

Sajak: Andai Saja

ilustrasi/by:Sal

Andai saja kalian tahu kegelisahan ini
Andai kalian mengerti rasa takut dalam hati
Andai semua ini kau sadari
Aku takut kita mendapat murka Illahi

Mungkin menurutmu ini terkesan berlebihan
Hingga aku menangis meraung tak karuan
Tapi sungguh air mata ini tak mampu tertahan
Hati ini selalu terpaksa hingga kesakitan

Aku tahu kalian mengharap keadilan untuk kita
Namun tak seperti ini caranya
Meski niat kita anggap mulia
Namun akan tetap salah jika cara kita nista

Semoga Allah membuka hati kita yang terkunci
Sehingga mampu bedakan yang haq dan yang bathil

Aamiin yaa muqolibal qulub...
-29/06/14-

Senin, 18 Agustus 2014

Puisi: Tak Perlu Kau, Cukup Allah

ilustrasi/by: Sal


Sampai lelah pun engkau mencari 
Bertanya pada setiap nyawa yang kau temui 
Kurasa tak mungkin kan kau dapati 
Sebuah nama yang tak mungkin kau sadari 

Hingga pun lelah bibirmu 'tuk terbuka 
Hingga kering kerongkongan untuk sekedar berucap "siapa?" 
Tak kan pernah kau jumpai seuntai nama 
Yang menbuatmu bisa berkata "Oh, ternyata dia"

Tak satupun dirasa berhak tahu
Kecuali Dia Yang memang Maha Tahu
Cukup denganNya hati mengaku
Bukan dengan yang lain juga dirimu

Puisi: Itik Senja

ilustrasi/sumber: fondecranhd.net


Ketika langit mulai bersimbah darah
Tersayat rindu haram yang kian parah
Namun ia cukup beruntunglah
Gelap lekas membawanya punah

Hati terkatup dinding dusta
Terbakar goda bualan si hina
Terserak itik hilang gembala
Pulang tak dapat, kembali pun lupa

Namun kini tak sama...
Kakak, itik kecil telah temukan sadarnya
Enyahlah... Gembala telah mendekapnya
Biarkan si itik benahi diri
Dari bekas lumpur tersesatnya tadi

Pergilah, kakak...
Hingga darah langit mengering
Sampai senja telah lelah menyongsong gelap
Dan gelap bersedia menjemput terang
Terang abadi, cahaya hakiki...

-19/04/14-